KETUA KONI DIY LEPAS 60 ATLET POMNAS DIY

Pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Mahasiswa (POMNAS) XII tahun 2011 di Kepulauan Riau 16-24/9, kontingen Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) DIY mengirimkan sebanyak 60 atlet terdiri atas atlet putra 32 orang dan putri 18 orang serta 21 ofisial. Tim DIY mengikuti 7 cabang pada even tersebut, yaitu pencak silat 8 atlet, renang (8), atletik (4), karate (7), bulutangkis (4), catur (5), dan bola basket (24). Sedangkan sebaran kontingen DIY dari UNY 30 atlet, UGM (17), UAJY (6), UPN Veteran  (2), UII (1), USD (1), UAD (1), STIE YKPN (1), STMIK Amikom (1).

Acara pelepasan kontingen dilaksanakan Selasa 13/9 di ruang sidang UNY. Hadir pada kesempatan tersebut GPBH Prabu Kusumo, Ketua KONI DIY, KPH Indrokusumo, Sekretaris Umum Koni DIY, Prof. Dr. Herminarto Sofyan, Ketua BAPOMI yang juga Wakil Rektor III UNY, Haryanto, M.Si, Pembina BAPOMI, Pengurus BAPOMI, para ofisial, pelatih, dan para atlet.

Dalam sambutannya, Ketua BAPOMI mengatakan, jika dilihat dari POMNAS sebelumnya tim yang berangkat lebih sedikit. Target yang dicanangkan pun hanya masuk  10 besar karena cabang-cabang yang dimiliki DIY seperti panahan tidak dipertandingkan. Namun demikian para atlet diharapkan bermain seoptimal mungkin agar target yang dicanangkan bisa terwujud, sehingga bisa mempertahankan posisi rangking ke-4 seperti penyelenggaraan sebelumnya.

”Dengan komitmen dan semangat dari ofisial dan pelatih sudah menunjukkan semangat yang luar biasa sehingga walaupun pada bulan puasa, menjelang lebaran dan setelah lebaran tapi latihan tetap dilakukan,” lanjutnya. Sementara itu, GPBH Prabu Kusumo mengatakan, kami mengngingatkan bahwa atlet setiap akan bertanding masih  melakukan pemanasannya berlebihan, sehingga waktu bertanding tenaganya sudah habis. ”Yang bisa memberikan kemenangan adalah Tuhan dan diri kita. Jangan coba-coba dukungan dari hal lain misalnya mistik. Dulu ada atlet yang kalau malam setiap jam bangun sembahyang dan minum banyak. Setelah ditanya ternyata atlet tersebut minta kepada orang ’pintar’. Jadi saat bertanding atlet tersebut sudah kalah karena ngantuk dan lelah. Padahal atlet tersebut termasuk atlet berbakat karena bertanding di ajang nasional,” tambahnya.

Ditambahkan, pada saat bertanding atlet jangan memikirkan hal-hal lain, seperti keluarga. Pernah terjadi, pada saat final atlet tersebut ditelpon karena ada urusan keluarga, sehingga konsentrasi menjadi buyar pada pertandingan tersebut dan menjadi kalah, padahal lawan tandingnya tidak sehebat di semifinal. (wit)